Kecewa atau Ikhlas ?


Dan akhirnya, aku hanya dapat berandai-andai.  Lalu mimpi itu perlahan menghilang. seperti kabut yang pelan2 menghilang seiring teriknya sinar mentari.

Entah ini  kekecewaan ataukah sebuah keikhlasan. Tapi, masih sering aku bertanya pada angin setiap kali ia berhembus "Apa aku masih bisa menggapai mimpi mimpiku dulu?"
Sepi, hening, ia berlalu.

Mungkin ini jalan cerita yang telah dibuat oleh Sang Penulis Maha Hebat.
Ya, aku hanya bisa berbicara tentang kemungkinan. Kemungkinan2 yang lahir dari keinginan untuk selalu berprasangka baik.

Rasa kecewa dan kepasrahan datang silih berganti. Ketika aku kecewa atas suatu hal yang tak bisa kulakukan, ada sebuah suara menggema disudut hatiku, bahwa itulah yang terbaik, bahwa tak ada hal yang sia2. Kemudian aku berusaha ikhlas.
Mungkin belum ikhlas, hanya sekedar "yasudahlah, mau bagaimana lagi"

Dan akhirnya, aku hanya bisa menoleh, melambaikan tangan pada mimpi yang perlahan menjauh. Semoga tak berkurang rasa syukurku hanya karena aku tak seperti yang kumau.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Istri Yang Selalu Menempel

Suami Istri...

Awal